Hai semua!
Sebelumnya penulis mau minta maaf banget (meskipun seharusnya nggak perlu), karena ternyata liburan penulis nggak sesuai harapan. Penulis kira liburan ini bakal senggang dengan banyak kemauan dan ide untuk dilakukan, tapi apa? Ya gitu deh.
Curhat dikit ya? Sebenernya, penulis udah punya beberapa ide. Di antaranya itu artikel tentang vektor dan raster. Selain itu penulis juga sebenernya mau bikin tutorial corel draw dasar yaitu bikin desain cover buku, 3 variasi dari potrait tipografi untuk photoshop, dan beberapa tutorial lain. Tapi entah kenapa rasanya males banget bikinnya. Padahal ya pingin juga.
Sebenernya selain rasa males (yang adalah sebagian besar alasan), ada juga kendala lain. Contohnya kayak internet yang cuman bisa dari jam 00.00 sampai jam 12.00, dan di mana waktu-waktu itu juga penulis justru ngabisini buat main DotA 2. Itu juga yang bikin artikel tentang vektor dan raster nggak dipost-post, padahal udah jadi, tinggal gambar dan beberapa illutrasi aja, tapi itu untuk bikinnya butuh beberapa sumber daya yang suah.
Selain males karena internet, ada lagi nih males yang lain. Yaitu karena penulis udah ada cita-cita buat ngerombak nih blog. Dari nama sampai desain, tapi sayangnya penulis juga belum punya kemampuan buat ngelakuin itu. Yah, intinya kemauan itu aja. Susaaaaah banget.
Yaudah nih, sori banget buat kalian semua, yang nungguin tutor-tutor dari blog ini.
Pertama, sori udah curhat panjang lebar dan nggak langsung ke bagian yang teknis aja. Tapi tunggu, artikel ini juga bukan tutorial, dan sebenernya cuman unek-unek aja, jadi ya, tau lah.
Oke, kenapa level up? Karena penulis lihat itu suatu bentuk dari pengembangan, terutama di karakter game RPG. Dan penulis juga lihat banyak banget kesamaan antara hidup ini (widih dalem) dan video game RPG, terutama MMORPG.
Di game itu, kalian ngadepin banyak kesulitan dan musuh, dan dari musuh itu kalian dapet Experience atau Pengalaman, setelah cukup kalian akan naik level, yang berarti kalian tambah kuat. Seperti kata pepatah, “What doesn’t kill you, makes you stronger”.
Terus apa hubungannya dengan solusi atau menjadi solutif? Gini, perhatiin deh, belakangan ini, terutama setelah begitu maraknya media sosial tempat berkumpulnya unek-unek, banyak orang yang seenaknya. Ya bukan kenapa-napa sih, tapi mungkin ada orang yang merasa terganggu. Karena kalo dipikir, apa yang mereka lakukan atau katakan di medsos itu ga bagus kalau dikatakan di dunia nyata. Tapi mereka lakukan itu, mungkin karena aman cuman liat dari layar hape atau laptop doang.
Banyak ragamnya unek-unek itu, terutama nyampaiin perasaan, terutama benci dan terutama pakai kata-kata yang nggak baik. Contohnya aja banyak orang yang kritik pemerintah. Dan mereka sadar nggak sih kalo mereka itu sebenernya cuman sampah? Iya sampah. Atau lebih tepatnya polusi. Ada polusi tanah, udara, air, bahkan mata (contohnya banner jelek para calon legislatif atau eksekutif yang nggak dicopot-copot). Nah ini mereka polusi pikiran.
Kata-kata itu dalem dampaknya. Kenapa orang bilang lidah lebih tajam daripada pedang? Tapi kata-kata sekedar makian itu nggak perlu. Dan itu menjijikkan. Apalagi orang-orang dengan muka tembok yang menggunakan kritik-kritik sampah mereka sebagai mata pencaharian, atau bisa dibilang, cari popularitas.
Ya semua orang punya kebebasan berpendapat. Tapi mereka, dan kalian harus tahu, kalo perbuatan seperti itu sebenernya juga nggak lebih baik dari orang yang dikritik. Terus gimana dong? Masa nggak boleh ngritik orang? Terus kalo mereka salah gimana?
Nah itu dia. Pola pikir solutif diperlukan. Selain nyari kesalahan orang lain, cari juga cara apa yang seharusnya dia lakukan. Nggak cuman bacot doang!
Kenapa harus solutif? Gini. Kita liat orang itu berbuat salah, kita ga terima, terus kita marah-marahin itu. Udah gitu aja, nggak ada yang berubah. Tapi kalo sebelum kita marah-marah kita fikir dulu, apa yang seharusnya orang itu lakukan, kita bisa lebih mengerti kondisinya, dan selain itu kita juga bisa membawa orang lain menuju ke arah yang lebih baik (menurut kita sih), dan lupakan tentang kita yang jadi lebih ahli memecahkan masalah.
Selain itu, itu juga menumbuhkan rasa simpati kita, dengan cara kita melihat dari sudut yang berbeda. Itu juga jadi sarana untuk bercermin, mungkin cara kita tidak sebaik cara orang itu. Dan oleh karena itu, kita nggak punya hak menceramahi mereka karena mereka lebih benar.
Contohnya dulu ada berita. Di ibu kota, ada sebuah mobil yang mau masuk ke jalur busway. Bahkan pengendaranya ngotot banget sampai teriak-teriak ke yang jaga jalur, minta portalnya dinaikin biar mobilnya bisa lewat. Karena ga dibolehin. Lantas turun dan nekat ngangkat portal itu sendiri, terus lanjut berkendara.
Nyebelin kan? Jadi orang kok seenaknya sendiri! Egois! Orang-orang macet-macet lewat jalan kok dia ngambil jalan busway itu sendiri! Tunggu dulu. Ayo berfikir solutif. Solusinya adalah, dia seharusnya lewat jalan biasa dan ikut macet sama orang lain. Tapi kenapa ga dilakuin? Ternyata karena dia butuh cepet. Lah, semua orang juga butuh cepet, tapi kenapa kok dia aja yang gitu? Setelah diusut, ternyata pengendara tadi itu bawa suaminya yang sakit dan butuh sampai cepat ke UGD di rumah sakit. Nah, rasanya beda kan?
Tapi tunggu, kalo niatnya mulia kenapa pakai marah-marah dan teriak-teriak ke penjaga jalur? Kan bisa minta baik-baik. Ya kali orang masih sempet negosiasi di saat genting. Lagian, mungkin juga karena panik. Nah setelah tau realitanya. Si pengendara itu orang yang benar kan dalam kasus ini? Apa lagi yang mau dikritik?
Gimana? Lebih enak kan? Win Win Solution. Semua senang! Penulis baca berita itu di salah satu media tulis online terkemuka di dua artikel yang berbeda. Tapi dari situ, penulis juga sadar bahwa media masa bisa sangat mudah menggiring opini masyarakat. Bayangkan, bagian pertama yang penulis ceritakan, dan realita yang penulis lalu ceritakan sesudahnya ditulis di dua artikel yang berbeda. Berapa banyak orang yang “dibohongi” karena salah informasi? Itu kenapa bohong itu dosa dan dilarang. Yang jujur aja bisa menipu, apalagi bohong sepenuhnya.
Butuh contoh lain? Ayo kita posisikan kita sebagai seorang peladang. Beberapa hari ini ada buah-buahan yang hilang. Ternyata itu ulah seorang pencuri. Akhirnya berhasil ditangkap warga dan dibawa ke depan kita. Apa yang mau kita lakukan? Marah-marah, itu udah pasti. Tapi, seharusnya orang itu harus ngapain? Ya jangan mencuri. Terus ngapain dia mencuri? Karena dia lapar. Nah terus kalo udah kita marah-marahin, itu nggak menyelesaikan masalah apapun. Dia tetep salah, dan dia juga akan lapar lagi besok, selain itu buah kita juga terlanjur hilang, dan dengan memarahi orang tersebut nggak akan membuatnya tiba-tiba ada lagi.
Solusi terbaik? Menurut penulis, adalah: Memberi dia pekerjaan di ladang dengan bayaran makanan yang secukupnya, mengajari bercocok tanam, dan memberi dia bibit pohon yang bisa dimakan buahnya. Senang kan? Dia nggak akan mencuri lagi di tempat kita. Dia juga nggak lapar lagi. Ya mungkin keputusan orang beda-beda, tapi, dalam mengambil keputusan yang “benar”, adalah yang paling banyak memberikan kebahagiaan. Karena apa? Benar dan salah itu hanya sebutan. Yang benar itu yang paling banyak memberikan kebahagiaan, tidak hanya bagi kita, tapi juga bagi orang lain. Dan bukannya memang, sebaik-baiknya orang, adalah yang berguna bagi orang lain?
Ya mungkin ngomong itu gampang. Penulis tau itu. Tapi kalo nggak dengan ngomong sampai kapan aspirasi kita tertahan? Paling nggak kan kita sudah ada kontribusi, meskipun cuman "ngomong".
Di sini penulis nggak memihak siapa-siapa. Dan penulis juga sadar penulis orang yang banyak salah. Tapi kalo nunggu bener dulu baru ngasih saran orang lain, kira-kira kapan kita jadi orang bener? Dan siapa kita mikir kita bener? Nggak, kapanpun kamu bisa memberikan kebaikan bagi orang lain, meskipun kamu bukan orang yang baik, maka lakukanlah.
Sebelumnya penulis mau minta maaf banget (meskipun seharusnya nggak perlu), karena ternyata liburan penulis nggak sesuai harapan. Penulis kira liburan ini bakal senggang dengan banyak kemauan dan ide untuk dilakukan, tapi apa? Ya gitu deh.
Curhat dikit ya? Sebenernya, penulis udah punya beberapa ide. Di antaranya itu artikel tentang vektor dan raster. Selain itu penulis juga sebenernya mau bikin tutorial corel draw dasar yaitu bikin desain cover buku, 3 variasi dari potrait tipografi untuk photoshop, dan beberapa tutorial lain. Tapi entah kenapa rasanya males banget bikinnya. Padahal ya pingin juga.
Sebenernya selain rasa males (yang adalah sebagian besar alasan), ada juga kendala lain. Contohnya kayak internet yang cuman bisa dari jam 00.00 sampai jam 12.00, dan di mana waktu-waktu itu juga penulis justru ngabisini buat main DotA 2. Itu juga yang bikin artikel tentang vektor dan raster nggak dipost-post, padahal udah jadi, tinggal gambar dan beberapa illutrasi aja, tapi itu untuk bikinnya butuh beberapa sumber daya yang suah.
Selain males karena internet, ada lagi nih males yang lain. Yaitu karena penulis udah ada cita-cita buat ngerombak nih blog. Dari nama sampai desain, tapi sayangnya penulis juga belum punya kemampuan buat ngelakuin itu. Yah, intinya kemauan itu aja. Susaaaaah banget.
Yaudah nih, sori banget buat kalian semua, yang nungguin tutor-tutor dari blog ini.
Kenapa?
Di game itu, kalian ngadepin banyak kesulitan dan musuh, dan dari musuh itu kalian dapet Experience atau Pengalaman, setelah cukup kalian akan naik level, yang berarti kalian tambah kuat. Seperti kata pepatah, “What doesn’t kill you, makes you stronger”.
Tipografi oleh Dukun Grafis |
Terus apa hubungannya dengan solusi atau menjadi solutif? Gini, perhatiin deh, belakangan ini, terutama setelah begitu maraknya media sosial tempat berkumpulnya unek-unek, banyak orang yang seenaknya. Ya bukan kenapa-napa sih, tapi mungkin ada orang yang merasa terganggu. Karena kalo dipikir, apa yang mereka lakukan atau katakan di medsos itu ga bagus kalau dikatakan di dunia nyata. Tapi mereka lakukan itu, mungkin karena aman cuman liat dari layar hape atau laptop doang.
Banyak ragamnya unek-unek itu, terutama nyampaiin perasaan, terutama benci dan terutama pakai kata-kata yang nggak baik. Contohnya aja banyak orang yang kritik pemerintah. Dan mereka sadar nggak sih kalo mereka itu sebenernya cuman sampah? Iya sampah. Atau lebih tepatnya polusi. Ada polusi tanah, udara, air, bahkan mata (contohnya banner jelek para calon legislatif atau eksekutif yang nggak dicopot-copot). Nah ini mereka polusi pikiran.
Kata-kata itu dalem dampaknya. Kenapa orang bilang lidah lebih tajam daripada pedang? Tapi kata-kata sekedar makian itu nggak perlu. Dan itu menjijikkan. Apalagi orang-orang dengan muka tembok yang menggunakan kritik-kritik sampah mereka sebagai mata pencaharian, atau bisa dibilang, cari popularitas.
Ya semua orang punya kebebasan berpendapat. Tapi mereka, dan kalian harus tahu, kalo perbuatan seperti itu sebenernya juga nggak lebih baik dari orang yang dikritik. Terus gimana dong? Masa nggak boleh ngritik orang? Terus kalo mereka salah gimana?
Nah itu dia. Pola pikir solutif diperlukan. Selain nyari kesalahan orang lain, cari juga cara apa yang seharusnya dia lakukan. Nggak cuman bacot doang!
Kenapa harus solutif? Gini. Kita liat orang itu berbuat salah, kita ga terima, terus kita marah-marahin itu. Udah gitu aja, nggak ada yang berubah. Tapi kalo sebelum kita marah-marah kita fikir dulu, apa yang seharusnya orang itu lakukan, kita bisa lebih mengerti kondisinya, dan selain itu kita juga bisa membawa orang lain menuju ke arah yang lebih baik (menurut kita sih), dan lupakan tentang kita yang jadi lebih ahli memecahkan masalah.
Selain itu, itu juga menumbuhkan rasa simpati kita, dengan cara kita melihat dari sudut yang berbeda. Itu juga jadi sarana untuk bercermin, mungkin cara kita tidak sebaik cara orang itu. Dan oleh karena itu, kita nggak punya hak menceramahi mereka karena mereka lebih benar.
Contohnya dulu ada berita. Di ibu kota, ada sebuah mobil yang mau masuk ke jalur busway. Bahkan pengendaranya ngotot banget sampai teriak-teriak ke yang jaga jalur, minta portalnya dinaikin biar mobilnya bisa lewat. Karena ga dibolehin. Lantas turun dan nekat ngangkat portal itu sendiri, terus lanjut berkendara.
Nyebelin kan? Jadi orang kok seenaknya sendiri! Egois! Orang-orang macet-macet lewat jalan kok dia ngambil jalan busway itu sendiri! Tunggu dulu. Ayo berfikir solutif. Solusinya adalah, dia seharusnya lewat jalan biasa dan ikut macet sama orang lain. Tapi kenapa ga dilakuin? Ternyata karena dia butuh cepet. Lah, semua orang juga butuh cepet, tapi kenapa kok dia aja yang gitu? Setelah diusut, ternyata pengendara tadi itu bawa suaminya yang sakit dan butuh sampai cepat ke UGD di rumah sakit. Nah, rasanya beda kan?
Tapi tunggu, kalo niatnya mulia kenapa pakai marah-marah dan teriak-teriak ke penjaga jalur? Kan bisa minta baik-baik. Ya kali orang masih sempet negosiasi di saat genting. Lagian, mungkin juga karena panik. Nah setelah tau realitanya. Si pengendara itu orang yang benar kan dalam kasus ini? Apa lagi yang mau dikritik?
oleh http://www.business2community.com/ |
Gimana? Lebih enak kan? Win Win Solution. Semua senang! Penulis baca berita itu di salah satu media tulis online terkemuka di dua artikel yang berbeda. Tapi dari situ, penulis juga sadar bahwa media masa bisa sangat mudah menggiring opini masyarakat. Bayangkan, bagian pertama yang penulis ceritakan, dan realita yang penulis lalu ceritakan sesudahnya ditulis di dua artikel yang berbeda. Berapa banyak orang yang “dibohongi” karena salah informasi? Itu kenapa bohong itu dosa dan dilarang. Yang jujur aja bisa menipu, apalagi bohong sepenuhnya.
Butuh contoh lain? Ayo kita posisikan kita sebagai seorang peladang. Beberapa hari ini ada buah-buahan yang hilang. Ternyata itu ulah seorang pencuri. Akhirnya berhasil ditangkap warga dan dibawa ke depan kita. Apa yang mau kita lakukan? Marah-marah, itu udah pasti. Tapi, seharusnya orang itu harus ngapain? Ya jangan mencuri. Terus ngapain dia mencuri? Karena dia lapar. Nah terus kalo udah kita marah-marahin, itu nggak menyelesaikan masalah apapun. Dia tetep salah, dan dia juga akan lapar lagi besok, selain itu buah kita juga terlanjur hilang, dan dengan memarahi orang tersebut nggak akan membuatnya tiba-tiba ada lagi.
Solusi terbaik? Menurut penulis, adalah: Memberi dia pekerjaan di ladang dengan bayaran makanan yang secukupnya, mengajari bercocok tanam, dan memberi dia bibit pohon yang bisa dimakan buahnya. Senang kan? Dia nggak akan mencuri lagi di tempat kita. Dia juga nggak lapar lagi. Ya mungkin keputusan orang beda-beda, tapi, dalam mengambil keputusan yang “benar”, adalah yang paling banyak memberikan kebahagiaan. Karena apa? Benar dan salah itu hanya sebutan. Yang benar itu yang paling banyak memberikan kebahagiaan, tidak hanya bagi kita, tapi juga bagi orang lain. Dan bukannya memang, sebaik-baiknya orang, adalah yang berguna bagi orang lain?
Ya mungkin ngomong itu gampang. Penulis tau itu. Tapi kalo nggak dengan ngomong sampai kapan aspirasi kita tertahan? Paling nggak kan kita sudah ada kontribusi, meskipun cuman "ngomong".
Di sini penulis nggak memihak siapa-siapa. Dan penulis juga sadar penulis orang yang banyak salah. Tapi kalo nunggu bener dulu baru ngasih saran orang lain, kira-kira kapan kita jadi orang bener? Dan siapa kita mikir kita bener? Nggak, kapanpun kamu bisa memberikan kebaikan bagi orang lain, meskipun kamu bukan orang yang baik, maka lakukanlah.
Kesimpulan
Sederhana saja. Berfikirlah! Dengan berfikir solutif, kita membuat orang lain lebih baik lagi. Kita benar-benar berkontribusi, meski secara tidak langsung. Nggak hanya menimbulkan polusi bagi orang-orang. Dari situ kita bisa meningkatkan level kita, dan mungkin juga level orang lain.
Berfikir Solutif untuk Lvl UP!
Udah nyala?
*udah on air bego, cepetan!*
Oh oke, oke
*udah on air bego, cepetan!*
Oh oke, oke
Ehem,
Hai kawan-kawan, setelah lama nggak ketemu di sini, entah kenapa akhirnya memutuskan untuk ngisi lagi blog ini :D.
Curhat Dikit yak...
Seperti yang kalian tidak ketahui, kehidupan SMK memang berat, 7 jam pelajaran pelajaran setiap hari, belum dihitung kalau ada kursus atau renang, juga tugas-tugas yang agak..mmm...keren. (makasih bapak ibu guru :D). Jadi belum ditambah tidur dan beberapa hal manusiawi lain juga main game (hidup sebagai gamer itu keras bung!) membuat nggak ada waktu buat ngisi blog ini lagi. Selain itu nulis itu bukan perkara gampang lho! Nggak percaya? Sama.
Ya, apalah. Curhat dikit nggak apa-apa kan ya? Toh ini kan blog, jadi isinya bukan cuma informasi membosankan, tapi ada sedikit komunikasi atau hal-hal sentuhan pribadi antara penulis sama pembacanya, bukan begitu kawan?
Berhubung sudah lama, jadi jangan kaget kalo gaya nulis penulis berubah. Kalau mungkin yang kemarin lebih formal dan garing. Yang ini juga tetep garing, tapi dibikin lebih santai, kenapa? Karena diksi itu menyebalkan. (Sebenernya karena penulis kapok setelah kena tugas membuat blog bahasa Indonesia dan menulis buku paket bahasa Indonesia yang semuanya harus formal). Selain itu biar penulis ga menghabiskan terlalu banyak energi buat hal yang gak penting (toh bahasa yang penting komunikaitf, ya kan?)
Ya karena sekarang liburan, jadi mungkin penulis bakal nulis satu dua tiga artikel, mungkin bukan tutorial penuh, dan bukan juga tentang photoshop, tapi ya, masih ada informasi-informasinya dikit lah.
Makin Banyak Ilmu
Memang melelahkan, tapi kalo dipikir, sekolah selama ini sampai nggak bisa nulis di blog itu nggak sia-sia. Soalnya banyak juga ilmu yang didapet selama itu. Contohnya dulu penulis cuman bisa photoshop, itu pun nggak terlalu jago. Sekarang udah bisa corel draw, flash, dll (dll itu sebenernya nggak ada apa-apanya, cuma biar berkesan banyak aja.).
Beberapa bulan lalu penulis juga beli pen tablet, dan sejak itu penulis juga lumayan banyak nyoba dunia digital painting. Berhubung sejak kecil, penulis memang lebih suka nggambar daripada nulis. Dan sekalinya tigakalinya nulis cerpen, itu karena biar dibeliin bapak game Red Alert 3, yang ujung-ujungnya juga nggak bisa dimainin karena laptop low spec. Wah jadi nostalgia.
Basa Basi yang Basi
Ya, emang udah jadi sifat kalo penulis nulis tutorial, pasti ada basa-basinya. Kenapa? Karena rasanya gak enak dateng-dateng langsung sekonyong-konyong koder. (Meskipun itu yang dicari sama orang yang nyari tutorial kan?). Udah lama penulis, pengen nulis kayak gitu, tapi apa? Susah anyingggg.
Jadi biar kedua belah pihak, penulis bakal bikin segmen sendiri-sendiri. Dan bakal ada sub-judul buat nandain mana yang bagian penting, mana yang penting bagi penulis. (Kalian jahat guys). Yaaaah. Apalah.
Rebranding
Apa itu rebranding? Nantin aja kita bahas. Tapi intinya. Dukun grafis bakal bunuh diri, dan dari darah dan tulang itu, akan bangkit kembali. Mungkin dengan nama baru, tampilan baru (Nuansa pink dan anak kucing cocok nggak kira-kira?), dan pacar tutorial baru :D.
Jadi, jangan kemana-mana ya!
*Cut! Sip!*
Akhirnya Kembali!
Yo wasap broh
Hmmm gimana kabarnya? Baik kan?
Bapak ibu? Adek gimana? Udah kelas berapa sekarang? #eh
btw,
AKHIRNYA LIBUUUURAAAAN! WOOOOOOOO!
*uhuk uhuk, ekhm
Ya langsung saja dengan pertanyaan pertama. *terererereret
Hmmm pernah nggak gan, waktu tengah malam agan mau tidur tapi ga bisa tidur? Terus akhirnya buka-buka HP atau PC terus liat-liat foto agan. Dan agan nyesel kenapa agan pakai celana dalam warna merah, dan bukannya biru? Semua kegelisahan agan bisa diatasi kalau agan baca Tutorial ini!
Hmmm yah emang sebenernya nggak begitu penting, tapi bisa cukup berguna buat bikin foto yang udah terlanjur ada jadi lebih berada. (wut?)
Ya, ga juga ding. Tapi salah satu dasar dari "mainin" photoshop, adalah ngerubah warna.
Oke bagi yang mau lanjut, kita bikin sederhana aja. Warna terjadi karena retina mata kita menangkap cahaya yang dipantulkan dari suatu objek. Pada dasarnya cahaya putih (yang silau-silau itu lho) itu terdiri dari banyak warna, dan bercampur jadi satu. Nah terus kenapa kok kita bisa membedakan warna? Itu semua gara-gara si kampret yang namanya Pigmen.
Dan karena yang kita lihat/edit/apalahnamanya itu di komputer alias virtual, kita make kotak ajaib yang namanya monitor supaya bisa lihat apa yang kita kerjakan. Gimana komputer tahu warna apa yang harus ditampilkan? Itu ada hubungannya sama Pixel, yaitu sebuah titik kecil/bagian terkecil dari gambar di komputer yang "kayaknya" menyimpan informasi warna.
Dan informasi warna itu disimpan dalam bentuk angka, entah RGB (red green blue) ato CMYK (cyan magenta yellow black) yang intinya mengatur jumlah/kadar banyaknyadosa pada manusia warna dasar yang menentukan pembentukan warna lainnya (contoh: dari campuran warna biru dan hijau, nanti terbentuk kuning.)
Dan dari angka itu kita bisa tambahkan atau kurangin nilainya, sehingga informasi itu tadi nampilin warna yang berbeda.
Tinggal bersihin deh warna yang masih tumpeh-tumpeh. Untuk ini, karena rambutnya tipis-tipis, terutama di sekitar dahi, dan telinga, kita pakai rounded soft brush [b] dengan hardness 0% dan opacity 40%. (opacity sama hardness terserah pribadi agan masing-masing sebenernya). Untuk ukurannya? Gak usah ditanya kali ya, tergantung kebutuhan. Oh, iya kalo nggak tahu hardness dimana, klik kanan, lalu nanti muncul menunya.
Setelah itu tekan [ctrl] + [d} untuk deselect/menghilangkan seleksi yang ada, lalu zoom in sampai cukup besar, kira-kira 300/400% lah. Lalu mulai bersihkan noda-noda yang membandel secara perlahan dan penuh penghayatan.
Kalo selama pembersihan, ada rambut yang nggak sengaja jadi balik lagi warnanya, tinggal pencet tombol [x] buat nuker warna putih di background ke hitam di foreground, lalu gosok-gosok lagi pake brush.
Nah, gampang kan? Meskipun contohnya ini untuk rambut, tapi bisa juga untuk hal lain, kayak baju, warna mata, ataupun sempak.
Hmmm gimana kabarnya? Baik kan?
Bapak ibu? Adek gimana? Udah kelas berapa sekarang? #eh
btw,
AKHIRNYA LIBUUUURAAAAN! WOOOOOOOO!
*uhuk uhuk, ekhm
Ya langsung saja dengan pertanyaan pertama. *terererereret
Hmmm pernah nggak gan, waktu tengah malam agan mau tidur tapi ga bisa tidur? Terus akhirnya buka-buka HP atau PC terus liat-liat foto agan. Dan agan nyesel kenapa agan pakai celana dalam warna merah, dan bukannya biru? Semua kegelisahan agan bisa diatasi kalau agan baca Tutorial ini!
Hmmm yah emang sebenernya nggak begitu penting, tapi bisa cukup berguna buat bikin foto yang udah terlanjur ada jadi lebih berada. (wut?)
Ya, ga juga ding. Tapi salah satu dasar dari "mainin" photoshop, adalah ngerubah warna.
Kolor?
Nah, pertama kita bahas dulu warna. Warna adalah...udah males baca ya? Ya lanjut aja deh ke sekmen gimana caranya (seperti biasanyoooo).Oke bagi yang mau lanjut, kita bikin sederhana aja. Warna terjadi karena retina mata kita menangkap cahaya yang dipantulkan dari suatu objek. Pada dasarnya cahaya putih (yang silau-silau itu lho) itu terdiri dari banyak warna, dan bercampur jadi satu. Nah terus kenapa kok kita bisa membedakan warna? Itu semua gara-gara si kampret yang namanya Pigmen.
wut es dat? meracle of gifffff :o |
Dan karena yang kita lihat/edit/apalahnamanya itu di komputer alias virtual, kita make kotak ajaib yang namanya monitor supaya bisa lihat apa yang kita kerjakan. Gimana komputer tahu warna apa yang harus ditampilkan? Itu ada hubungannya sama Pixel, yaitu sebuah titik kecil/bagian terkecil dari gambar di komputer yang "kayaknya" menyimpan informasi warna.
Dan informasi warna itu disimpan dalam bentuk angka, entah RGB (red green blue) ato CMYK (cyan magenta yellow black) yang intinya mengatur jumlah/kadar banyaknya
Dan dari angka itu kita bisa tambahkan atau kurangin nilainya, sehingga informasi itu tadi nampilin warna yang berbeda.
Ngerubah Warna, Buat Apa?
Eeeh, soal buat apa ya ga tau lah. Suka-suka agan. Tapi saya taunya sih buat retouch. Apaan tuh? Retouch itu sebenernya sama aja sama ngedit foto, tapi fokusnya buat memper-cantik/tamvan/kawaii foto yang sudah ada. Contohnya agan foto nyengir, eh keliatan giginya kuning belum gosok gigi, disitu dirubah warna kuning itu jadi lebih putih. Atau selain itu biasanya paling sering untuk kulit.
Karena prinsipnya adalah "Memberikan keindahan, meskipun itu adalah sebuah kebohongan sekalipun." (tapi ya jangan kebangetan lah).
Retouching by Nik Hasif |
Selain tadi, alasan lainnya adalah buat iseng. Ya entah kenapa udah jadi tradisi bagi newb photoshop (tanya aja di grup fesbuk Photoshop Indonesia) buat iseng ngedit-ngedit warna, dari warna rambut, baju, sempak, sampek kulit dirubah-rubah. Biar eksis kali ya? Beda dari yang lain. Ya enggak apa-apa karena "Alay sesungguhnya adalah proses menuju kedewasaan" (quote by: Raditya Dika). Dan emang itu merupakan dasar yang cukup penting buat kedepannya (wusss).
Gimana Caranya?
Pada dasarnya ngelakuin apapun di sotosop itu ngerubah informasi di pixel itu tadi . Baik ngerubah warna, (hijau ke biru atau terang ke gelap) maupun menambah atau mengurangi transparansi (layer tranparan kemudian ditambahi bentuk bunga pake brush).
Tapi yang dibahas kali ini adalah merubah warna yang beneran warna. Dan banyak tutorial mengganti warna lainnya bakal berpusat sama tool-tool ini (ada di image>adjustmen):
- Vibrance
- Hue & Saturation
- Color Balance
- Black & White
- Photo Filter
- Channel Mixer
- Dst (Dan saya tidak tahu)
Tapi di tutorial ini kita cuma bahas 1 doang, yaitu Hue/Saturation.
Nah kalo gitu mulai aja hayuuuuk.
Seperti biasa buka photoshop dan buka foto bahan yang mau kita coba-coba. Kali ini saya mau nyoba ngerubah warna rambut, saya pakai stok foto dari faestock di deviantart.
Nah tapi karena kita butuhnya cuma bagian kepala, (yang ada rambutnya di mana lagi coba, eh atau....) jadi kita crop foto ini pake crop tool [c]. Lalu klik tombol centang di pojok kanan.
Setelah kecil, zoom foto sampai keliatan jelas, bisa dengan menggunakan zoom tool [z] lalu tahan tombol [alt] sambil klik di foto tersebut sampai cukup besar. Atau bisa juga dengan tekan tombol [ctrl] + [+] untuk zoom in dan [ctrl] + [-] untuk zoom out.
Nah ini baru yang seru. Pergi ke window Layers, terus klik tombol "create new fill or adjustment layer" di bagian bawah, terus pilih Hue/Saturation.
Sudah? Nanti akan muncul jendela seperti ini.
Setelah itu atur hue, sambil perhatikan warna rambut si mbaknya, udah cocok atau belum. Kalo saya sih coba jadiin warna biru.
Loh loh loh, kok semuanya jadi berubah gitu warnanya!? Tenang aja, di sini layer mask punya peranan penting. Kalo gitu, sekarang kita tutup jendela hue/saturation tadi, dengan klik tombol yang bersangkutan. Abis itu kita klik layer mask (thumbnail putih di sampil thumbnail layer hue/saturation), untuk ngaktifin layer mask itu tadi.
Lalu, buat seleksi di sekeliling rambut. Seleksinya pakai tool apapun boleh, terserah agan, dan itu pun ga perlu rapi-rapi banget, saya pribadi pakai lasso tool dan bikin cepet-cepet, 15 detik jadi kok. Tapi kalau emang mau nyeleksi secara detail, nanti terakhirnya bakal lebih gampang.
Setelah terbuat seleksi, kita invert seleksi tersebut dengan [ctrl] + [shift] + [ i ], atau klik kanan > select inverse.
Lalu, pilih paint bucket tool [g], teken tombol [d] supaya warna hitam jadi warna foreground, lalu tumplekin ke seleksi tadi. Dan tadaaaa! Yang lain bakal kembali ke warna semula!
Setelah itu tekan [ctrl] + [d} untuk deselect/menghilangkan seleksi yang ada, lalu zoom in sampai cukup besar, kira-kira 300/400% lah. Lalu mulai bersihkan noda-noda yang membandel secara perlahan dan penuh penghayatan.
Kalo selama pembersihan, ada rambut yang nggak sengaja jadi balik lagi warnanya, tinggal pencet tombol [x] buat nuker warna putih di background ke hitam di foreground, lalu gosok-gosok lagi pake brush.
Nah, gampang kan? Meskipun contohnya ini untuk rambut, tapi bisa juga untuk hal lain, kayak baju, warna mata, ataupun sempak.
Mata sharingan yang dirubah warnanya. (Sharingan eye bt Meuto52) |
Mbak elsa yang bajunya dirubah warnanya. Entah kenapa kok jadi kayak iklan odol herbal ya? (Elsa by ayyasap) |
Jadi gini...
Kita tadi pakai layer Hue/Saturation, padahal yang ditunjukin sebelumnya itu ada di Image > Adjustment, kenapa? Karena kalo pake layer itu non-destruktif, jadi bisa dibalikin tanpa undo dan ngerusak layer gambar aslinya. Kalo di image > adjustment kan ga bisa, apalagi seleksinya harus diawal, dan udah pakem ga bisa diganti-ganti lagi warnanya.
Cara kerjanya sendiri. Pada awalnya kan memang sudah ada data warnanya berapa. Nah data yang berupa angka itu kita rubah, ditambahi atau dikurangi, sehingga jadi warna lain, begonoh.
Dan iya, masih banyak tool yang lain yang bisa dipakai, tapi untuk ini sebenernya sudah cukup. Mungkin tool yang lain akan masuk di tutorial lain, jadi tenang aja, bakalan dibahas kok (tapigajanjilhoya).
Perlu diingat...
...kalo konsep GIGO yaitu Gold In Gold Out, dan juga Garbage In Garbage Out itu berlaku. Kalo foto awalnya udah cukup bagus, hasilnya juga lebih mudah untuk keliatan bagus, tapi kalo awalnya jelek, ya apa boleh buat...
...kalo warna yang bisa dirubah itu yang udah ada warnanya. Maksudnya? "Warna" netral kayak hitam sama putih bakal lebih susah, karena nilai huenya 0 dan saturasinya juga 0, dan ya ga bisa pake cara kaya tadi. Kecuali kalo putih kebiruan, maka masih bisa terpengaruh sedikit kaya tadi.
Dan perlu diingat...
...kalo ada beberapa kasus di mana warna itu akan terlihat "maksa", karena warna yang dirubah terlalu jauh dari warna asal.
Udahan Nih
Yah, pada akhirnya , kalau mau foto pakai sempak warna biru ya pakailah yang warna biru. Jangan mengandalkan keajaiban sotosop sepenuhnya.
Dan juga, sekian dari saya untuk tutorial "singkat" ini, Jangan lupa komentarnya ya gan. Saya pamit undur-undur.
Tutorial: Mengganti Warna
Ehem
Gimana kabarnya semua? Baik? Baik semua kan? Wah untung aja ya.
Yah langsung aja ke ujungnya (to the point, pfft). Saya minta maaf, pengennya yang sebesar-besarnya, tapi kayaknya kurang besar, jadi ya gitu deh. Kenapa saya meminta maaf? Sudah pasti karena saya bersalah dan merasa bersalah. (Banyak orang bersalah tapi ga merasa soalnya.)
Saya merasa bersalah karena...
Ya blog ini udah lama banget nggak keurus, ya kayak biasanya sih, lama update. Tapi itu pun lama tapi sudah punya perencanaan, dan karena memang proses pengerjaan. Tapi kali ini belum ada rencana sama sekali. Eh. Ya bukan sama sekali sih. Sebenernya sudah ada rencana bikin tutorial cara mengganti warna, masang sharingan di mata (tau naruto kan?), ganti background, line art, dan beberapa tutorial manipulasi tingkat menengah.
Tapi, itu semua cuma angan-angan tipis di udara. Masi judul. Dan, yang sulit, itu ngatur waktunya. Karena memang manusia (dukun juga manusia bray) nggak bisa mengontrol waktu. Selain itu karena memang sebagai pribadi yang kurang bisa ngatur waktu (harusnya nyantet orang eh malah main dota), kurikulum 1913 yang sayaterpaksa ikuti di Sekolah Menengah Kedukunan ini agak menyiksa. Tugas banyak, pulang pun sore. Sebenernya sabtu pulang siang tapi ada ekskul jadi ya sama aja. Tapi mungkin juga karena belum terbiasa sama kurikulum ini, hehehe.
Dan untuk kedepannya, saya mau fokus bikin tutorial photoshop dulu. Untuk software lain; mungkin yang mirip kayak gimp dan inkscape; dan yang agak nggak mirip, kayak ilustrator dan corel; juga yang jauh bingitz kayak blender dan 3ds max; akan menyusul. Karena emang nggak enak aja, masa photoshop baru bikin sedikit, sudah mau ganti lagi yang lain, jadi kesannya inkonsisten (padahal emang iya).
Dan karena himpitan waktu, kemungkinan update untuk per artikelnya, mungkin bisa sampai sebulan sekali. Tergantung kepadatan, kejenuhan, dan kemalesan.
Intinya saya minta maaf. Maaf karena belakangan blog jadi terbengkalai. Maaf karena mungkin kedepannya juga meninggalkan blog jadi terbengkalai. Dan juga karena kualitas artikel yang masih kurang dibanding blog tutorial lain (persaingan semakin ketat bung).
Dan juga saya ingin berterima kasih. Karena agan-agan semua sudah mau menjadi pembaca blog ini. Karena agan sudah mau baca permintaan maaf ini (yang lebih banyak curhatnya). Dan karena masih ada kemauan untuk mendukung blog ini.
Akhir kata, meski blog ini detak jantungnya melemah, jangan segan-segan untuk dukung blog ini. Mulai dari yang sederhana seperti ngasi komentar semangat, atau juga kritik dan saran yang membakar jiwa. Saya pamit undur diri
Gimana kabarnya semua? Baik? Baik semua kan? Wah untung aja ya.
Yah langsung aja ke ujungnya (to the point, pfft). Saya minta maaf, pengennya yang sebesar-besarnya, tapi kayaknya kurang besar, jadi ya gitu deh. Kenapa saya meminta maaf? Sudah pasti karena saya bersalah dan merasa bersalah. (Banyak orang bersalah tapi ga merasa soalnya.)
Saya merasa bersalah karena...
Ya blog ini udah lama banget nggak keurus, ya kayak biasanya sih, lama update. Tapi itu pun lama tapi sudah punya perencanaan, dan karena memang proses pengerjaan. Tapi kali ini belum ada rencana sama sekali. Eh. Ya bukan sama sekali sih. Sebenernya sudah ada rencana bikin tutorial cara mengganti warna, masang sharingan di mata (tau naruto kan?), ganti background, line art, dan beberapa tutorial manipulasi tingkat menengah.
Tapi, itu semua cuma angan-angan tipis di udara. Masi judul. Dan, yang sulit, itu ngatur waktunya. Karena memang manusia (dukun juga manusia bray) nggak bisa mengontrol waktu. Selain itu karena memang sebagai pribadi yang kurang bisa ngatur waktu (harusnya nyantet orang eh malah main dota), kurikulum 1913 yang saya
Dan untuk kedepannya, saya mau fokus bikin tutorial photoshop dulu. Untuk software lain; mungkin yang mirip kayak gimp dan inkscape; dan yang agak nggak mirip, kayak ilustrator dan corel; juga yang jauh bingitz kayak blender dan 3ds max; akan menyusul. Karena emang nggak enak aja, masa photoshop baru bikin sedikit, sudah mau ganti lagi yang lain, jadi kesannya inkonsisten (padahal emang iya).
Dan karena himpitan waktu, kemungkinan update untuk per artikelnya, mungkin bisa sampai sebulan sekali. Tergantung kepadatan, kejenuhan, dan kemalesan.
Intinya saya minta maaf. Maaf karena belakangan blog jadi terbengkalai. Maaf karena mungkin kedepannya juga meninggalkan blog jadi terbengkalai. Dan juga karena kualitas artikel yang masih kurang dibanding blog tutorial lain (persaingan semakin ketat bung).
Dan juga saya ingin berterima kasih. Karena agan-agan semua sudah mau menjadi pembaca blog ini. Karena agan sudah mau baca permintaan maaf ini (yang lebih banyak curhatnya). Dan karena masih ada kemauan untuk mendukung blog ini.
Akhir kata, meski blog ini detak jantungnya melemah, jangan segan-segan untuk dukung blog ini. Mulai dari yang sederhana seperti ngasi komentar semangat, atau juga kritik dan saran yang membakar jiwa. Saya pamit undur diri
Permintaan Maaf yang Agak Besar Tapi Sedikit Kecil
Huahahaha! Nah ketemu lagi. Jadi...eh bentar bentar...
*ngomong ke asisten* Hari ini mau ngapain emangnya? "Ngasi tutorial selective color?" Yang mana? "Yang itu lho." Yang polkadot pink sama putih? "Itu mah kolor si Reno yang dijemuran" Oh yang ngilangin warna di gambar terus disisain beberapa doang itu? "Sip" Ok ok makasih bro "Selow aja bro"
Oh iya, kalau mau langsung ke tutorial lanjut aja ke sekmen Gimana Caranya.
Nah hasilnya keren kan? Ya dong siapa dulu yang bikin tutornya, huahahaah. Tapi kalo hasilnya jelek, itu salah agan sendiri. Hehe.
Apaan Tuh?
Ya, jadi kayaknya kali ini kita bakal nyobain teknik yang namanya selective color, iya ga? "Sip, lanjut bro".
Jadi pertama saya mau nanya dulu. Tau nggak apa itu yang namanya selective color? Nggak tau? Kalau gitu ganti aja deh pertanyaannya. Pernah nggak liat foto model begini?
Ya yang kayak gitu. Gambar yang semuanya hitam putih kecuali untuk beberapa bagian tertentu. Persis kayak namanya, yaitu kita menyeleksi kolor alias warna. Itulah selective color.
Terus?
Nah, selective color ini nggak sekedar efek artistik belaka. Selective color juga punya fungsi-fungsi yang cukup berguna. Yang pertama fungsi sebagai pemfokusan, mirip seperti blur, jadi fungsinya untuk menonjolkan objek tertentu. Kedua, sebagai hmmm, ya semacam pengalih perhatian, jadi kalau misalkan berhasil memotret suatu gambar yang bagus, tetapi sayangnya ada kesalahan sedikit yang bukan di objek utama bisa di-"tutupi" dengan ini. Yah sebenernya nggak begitu penting tapi lumayan lah daripada kebuang fotonya, iya nggak? Selain dua hal tadi, selective color juga memberikan kesan dramatis, betapa hidup terasa abu-abu dan tidak berwarna, tetapi di antara keabu-abuan itu terdapat suatu hal yang bisa membuat hidup terasa berwarna dan berharga.
Gimana Caranya?
Udah pengen bikin? Yuk dah, keburu karatan gan.
Pertama. Ambil sebuah gambar yang menurut agan cocok. Ya nggak cocok nggak apa-apa sih, seterah agan juga sih, saya sih woles gan. Untuk kali ini saya pakai foto keren ini dari Idolatrystudios.
Kedua. Duplikasi gambar dengan cara tekan tombol ctr + j di keyboard. Atau dengan drag/seret layer ke tombol layer baru di jendela layer.
Ketiga. Sudah ada layer baru kan ya? Nah layer itu akan menjadi layer hitam putih. Untuk menjadikan hitam putih langsung saja ke Image > adjustmen > desaturate. Atau tekan tombol ctrl + shift + u di keyboard saat layer yang atas aktif.
Keempat. Sekedar tips, biar nggak ribet selalu namai layer yang ada sesuai dengan kegunaan. Namakan layer yang atas dengan "Hitam Putih", dan layer bawah biarkan saja. Untuk mengganti nama layer tinggal klik ganda di nama layer di jendela layer. Ingat ya, nama layer, kalo di tempat lain malah akan membuka jendela layer style.
Kelima. Pasang layer mask di layer Hitam Putih.
Layer mask ini untuk menghilangkan efek dari suatu layer dengan model pewarnaan hitam putih (apalah). Jadi kalau agan ngasi warna hitam solid berbentuk segitiga di layer mask suatu layer, efeknya seperti layer tersebut ter-delete berbentuk segitiga. Ya sebenernya nggak didelete, tapi dihilangkan opacitynya. Seberapa besar opacity layer tersebut hilang, tergantung dari seberapa tebal warna hitam itu. Kalau agan nyorat-nyoret layer mask dengan brush hitam yang dengan tebal opacitynya 20% maka layer tersebut opacitynya tinggal 80%. Dan kalau opacity layer tersebut memang sudah diturunkan jadi 80% maka jadinya tinggal 60%
Akan thumbnail layer mask di samping thumbnail layer. Warna putih menunjukkan kalau seluruh area layer masih dalam opacity 100%. |
Ya gitu kira-kira. Itu semua sih menurut percobaan saya.
Keenam. Warnai objek yang mau diberi warna gan. Terserah mau pakai cara apa, kalau saya sih biasanya pakai brush round soft biar nggak ribet, cuma brush sana brush sini.
Brush terus! |
Tapi kalau memang yang mau diseleksi kelewat rumit, bisa juga nyeleksi pakai pen tool. Nah, kalau sudah terbentuk seleksi, warnai dengan warna hitam. Bisa dengan cara klik kanan di area seleksi > fill > use: black > ok. Atau bisa juga warnai dengan brush (b) dan paint bucket tool (g).
Jangan lupa, pastikan yang aktif adalah layer masknya, dan bukan layer itu sendiri. Selain itu pastikan warnai dengan warna hitam 100%
Nah hasilnya keren kan? Ya dong siapa dulu yang bikin tutornya, huahahaah. Tapi kalo hasilnya jelek, itu salah agan sendiri. Hehe.
Kok Bisa Gitu?
Saya jelasin teorinya. Sebenarnya ini adalah jutsu sederhana yang bahkan ninja sekelas genin pun bisa melakukannya. Yaitu ada dua buah layer, layer/lapisan berwarna di bawah ditutupi oleh lapisan hitam putih di atas. Karena kita mau cuma ada sedikit yang berwarna. Maka kita bolongi/hilangkan lapisan hitam putih supaya ada sedikit lapisan berwarna yang kelihatan.
Untuk membolongi lapisan atas, kita nggak menghapus/mendelete sebagian layer. Tapi menggunakan layer mask untuk mengurangi opacity sebagian layer sampai 100%. Ibaratnya ada selembar foto dan selembar kertas plastik mika yang terlapisi cat di salah satu sisinya. Daripada memotong dan membuang bagian kecil plastik mika itu, kita kerik/buang bagian cat supaya plastiknya jadi transparan dan foto di bagian bawah kelihatan.
Tapi...
Hmmm ya emang sih kalau dipasang di beberapa foto jadi kelihatan lebih keren, lebih
"dalem" gitu rasanya. Tapi ada beberapa hal yang membuat selective color jadi kurang maksimal. Contohnya...
"dalem" gitu rasanya. Tapi ada beberapa hal yang membuat selective color jadi kurang maksimal. Contohnya...
...ketika objek selective color terlalu kecil.
Nah, menurut teori di sini, yang memang bener. Untuk menjadi optimal atau ya keliatan lah paling nggak. Objek itu minimal 1/4 dari seluruh gambar/foto. Kurang dari itu jadinya kurang menarik. Bahkan bukannya komentar "Wah, keren gan fotonya. Pake teknik apa tuh?" tapi malah "Yang di-edit apanya gan?" karena objeknya nggak kelihatan.
...ketika objeknya kurang "ngejreng"
Ya seperti foto di atas, warna objek antara "berwarna" dan dihitamputihkan nggak berbeda jauh, jadinya justru nggak ada yang di-"fokuskan".
...dan ketika sebagian objeknya tertutup oleh objek yang hitam-putih
Yang ini gak tau juga kenapa, pokoknya rasanya agak kurang sreg aja. Sebenernya keliatannya masi bagus sih, soalnya objek penutupnya halus, tapi kalo agak kasar...
Ya gitu, kakinya kelihatan kayak kepotong. Tapi tetap saja akhirnya tergantung sama agan, karena hal-hal di atas bukan suatu hukum alam, tapi cuma pengamatan, dan pengamatan itu pun juga dari sudut pandang sebagian orang yang seleranya mungkin berbeda dengan selera orang lain.
Marley Puppy by Elparson |
Selain itu
Ada 1 hal yang perlu agan-agan tahu, yaitu selective color itu ga pakem. Karena ya bisa dibilang seni, dan seni tergantung dari kreatifitas orang yang membuatnya. Selective color bisa dikombinasikan dengan beberapa hal. Yaitu dengan...
...Dibalik
Warnai semuanya kecuali objek utama. Dalam menandai layer mask tadi kan bisa pakai brush bisa juga pakai seleksi. Kalau seleksi, cukup seleksi objek utama kemudian tekan ctrl+shift+i untuk membalik seleksi. Atau bisa juga klik kanan di area seleksi kemudian pilih select inverse.Tapi menu itu cuma akan keluar kalau yang aktif adalah tool seleksi. (Marquee, Magick, Lasso)
...Diseleksi satu warna
Bukannya objek tertentu, tapi malah warna tertentu yang dipilih.
...Dibentuk model tertentu
Daripada menyeleksi benda tertentu atau warna tertentu bisa juga menyeleksi dengan bentuk tertentu, entah logo, gambar, ataupun tulisan.
Selain itu masih banyak lagi hal yang mungkin bisa dikombinasikan dengan selective color. Sekali lagi, itu tergantung kreativitas masing-masing.
...Diseleksi satu warna
Bukannya objek tertentu, tapi malah warna tertentu yang dipilih.
...Dibentuk model tertentu
Daripada menyeleksi benda tertentu atau warna tertentu bisa juga menyeleksi dengan bentuk tertentu, entah logo, gambar, ataupun tulisan.
Selain itu masih banyak lagi hal yang mungkin bisa dikombinasikan dengan selective color. Sekali lagi, itu tergantung kreativitas masing-masing.
Yaudah Sih Gitu Aja
Udah semua nih? "Bentar bentar, hmmmm, iya udah, tinggal penutup aja. Buruan ya, mau bobo imut nih." Ew, dasar cah kulit manggis. Yaudah sekian ini tutorial selective color. Jangan lupa komentar, kunjungi, dan dukung dukun grafis! Yuk cin. Huahahahaha!
*menghilang disertai kepulan asap dan tawa fade out
Tutorial: Selective Color
*VFX: Tiba-tiba muncul dari kegelapan disertai dengan kepulan asap bakaran sate ayam.*
HUAHAHAHAHAHAHAHA!
Kedua, zoom in gambar tersebut, bisa dengan tombol pengatur di atas ini, atau singkatnya tekan ctrl + "+" (simbol plus) untuk zoom out tekan ctr + "-" (simbol minus). Sebenernya ini opsional alias nggak wajib. Tapi zoom membantu untuk membuat hasil seleksi jadi lebih akurat dan lebih rapi dan nggak terlihat bersudut-sudut. Singkatnya, semakin jauh jarak antar anchor point, semakin bersudut-sudut hasil seleksi, dan semakin dekat jarak antar anchor point maka semakin nggak keliahatan bersudut-sudut. Gitu deh.
Ketiga, mulai buat anchor point di sekitar objek seleksi dengan mengklik-kiri. Buatlah mengelilingi objek tersebut.
Keempat, untuk benda yang sisinya lengkung, ada cara khusus untuk membuat path yang lebih rapi (opsional juga). Buat dua anchor yang mengapit lengkungan itu.
Klik kiri di path antara anchor untuk membuat anchor baru. Setelah itu tekan ctrl, tahan, lalu drag anchor point itu ke lengkungan itu, dan sesuaikan lengkungannya.
Kelima, terus lakukan langkah tiga dan empat (kalau ada lengkungan lagi) sampai sudah dekat dengan anchor pertama. Lalu klik di anchor pertama untuk menyambung path.
Keenam, path sudah jadi. (opsional) Kalau sekiranya penting atau agan sudah jatuh cinta sama path itu dan takut kehilangan dia, simpanlah path tersebut. Di jendela path, tekanlah tombol kecil di pojok kanan atas, lalu tekan save path. Namai path lalu klik "OK". Pastikan untuk men-deseleksi path yang agan simpan biar nggak berubah lagi waktu membuat garis baru. Klik di area kosong abu-abu di jendela path untuk membuat "layer" path baru.
Ketujuh, masih dengan pen tool aktif, klik kanan di canvas, lalu pilih "Make Selection". Maka otomatis akan terbuat area seleksi yang bentuknya sesuai dengan path yang aktif. Sebenarnya nggak harus tertutup/nyambung pathnya, tapi kalau nggak nyambung maka otomatis akan terbentuk garis seleksi antara anchor pertama dan anchor terakhir.
Kedelapan, udah selesai woy, mau ngapain lagi? Tujuannya kan bikin seleksi. (-_-)
Yah, kira-kira gitu deh XD.
Nah, pen tool memang lebih enak, lebih rapi. Tapi ada kelemahannya, yaitu susah kalau seleksi rambut. Apalagi waktu dizoom in buat nyeleksi, taunya di rambut keliatan ada ketombenya, atau yang lebih parah, ada nyelip kertas kecil yang tulisannya "I Love You Editor". Hueeeek!
"Apaan lagi nih? Kayaknya ngarang lu ye?" Hah? "Hah hoh hah hoh, ini artikel ngarang semua ya? Fiktif nih" Fiktif apaan, buka photoshop gih. "Oh iye ada beneran, sori sori" Yeeee, si kampret.
Yah, langsung aja, color range itu adalah...apa ya? tool juga mungkin, hehehe. Pokoknya bisa dipakai untuk seleksi. Color range tuh ada di sini, nih:
Cara kerjanya, color range akan mencari warna yang ditentukan dan kemudian menyeleksinya. Mirip-mirip sama magick lah, tapi color range lebih rumit dan areanya global/seluruh canvas.
Kayaknya perlu dijelasin nih fungsi-fungsi yang ada di color range. Jadi ini dia fungsinya
HUAHAHAHAHAHAHAHA!
Ehm. Oke, jadi ini lanjutannya yang sebelumnya. Kalau waktu itu sudah dibahas cara menyeleksi dengan tool seleksi dasar, kali ini akan dibahas cara untuk menyeleksi menggunakan cara lain. Langsung saja, ini dia! *tereteretteret
Thumbnail Layer
Udah? Ah? Oke. Jadi untuk cara menyeleksi selain pakai tool dasar yang memang tujuannya untuk seleksi. Kalau pakai cara lain ada suatu cara kuno, di mana hanya pendekar legendaris saja yang mengetahuinya. Yaitu dengan........mengklik thumbnail layer.
APA? Iya, salah satu nyeleksi itu ya tekan tombol ctrl + klik-kiri di thumbnail layer yang diinginkan. Hasilnya? Terbentuk seleksi sesuai dengan pixel yang ada di layer itu. Kalau layer itu isinya tulisan "DUKUN GRAFIS KEREN GILE!". Hasilnya ya seleksi berbentuk tulisan itu.
Dari cara ini aja bisa dikembangkan buat bikin cara-cara lain untuk membuat seleksi. Tapi kita nggak akan bahas ini sekarang hehehe.
Bukan, bukan pentol. Tapi Pen Tool. Yang ini nih.
Ya itu yang namanya pen tool. Tapi sebenernya seleksi ini bukan pakai pen tool, tapi lebih tepatnya path. "Path? Makanan apaan tuh?" Makanan gundulmu (eh). Maaf maaf. Yah, singkatnya path itu jalur (dari namanya aja udah ketahuan). "Oh gitu, terus gunanya apa?" Macem-macem, salah satunya untuk membuat area seleksi, nah itu fungsi yang penting kali ini.
Terus kenapa kok pen tool bisa untuk menyeleksi? Ya singkatnya pen tool bisa membuat path, nah path itu bisa untuk membuat seleksi. Pentool sendiri, cara kerjanya sama seperti polygonal lasso tool. yaitu mengklik untuk membuat garis. Tapi kalau poygonal lasso kan titik antar garis nggak ada namanya, kalau pen tool ada. Titik itu namanya anchor point. Jadi garis path itu aslinya adalah garis antar anchor point. Anchor point ini bisa dipindah tempat, jadi kalau ada salah bisa dipindah sesuka hati, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, selama photoshop masih bisa dibuka. Ya gitu deh.
Langsung aja, gini cara membuat menyeleksinya:
Pertama, aktifkan pentool dan sediakan gambar yang mau diseleksi. Udah gambar apa aja boleh kok. Asal jangan gambar gituan (IYKWIM).
Pen Tool
Selain itu tadi, ada lagi cara menyeleksi, yaitu menggunakan pentool.Bukan, bukan pentol. Tapi Pen Tool. Yang ini nih.
Liat tool yang lagi aktif itu? Nah itu Pen Tool. |
Ya itu yang namanya pen tool. Tapi sebenernya seleksi ini bukan pakai pen tool, tapi lebih tepatnya path. "Path? Makanan apaan tuh?" Makanan gundulmu (eh). Maaf maaf. Yah, singkatnya path itu jalur (dari namanya aja udah ketahuan). "Oh gitu, terus gunanya apa?" Macem-macem, salah satunya untuk membuat area seleksi, nah itu fungsi yang penting kali ini.
Terus kenapa kok pen tool bisa untuk menyeleksi? Ya singkatnya pen tool bisa membuat path, nah path itu bisa untuk membuat seleksi. Pentool sendiri, cara kerjanya sama seperti polygonal lasso tool. yaitu mengklik untuk membuat garis. Tapi kalau poygonal lasso kan titik antar garis nggak ada namanya, kalau pen tool ada. Titik itu namanya anchor point. Jadi garis path itu aslinya adalah garis antar anchor point. Anchor point ini bisa dipindah tempat, jadi kalau ada salah bisa dipindah sesuka hati, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, selama photoshop masih bisa dibuka. Ya gitu deh.
Langsung aja, gini cara membuat menyeleksinya:
Pertama, aktifkan pentool dan sediakan gambar yang mau diseleksi. Udah gambar apa aja boleh kok. Asal jangan gambar gituan (IYKWIM).
Kali ini saya pakai fotonya mbak Nam. Kalau agan sih bebas, mau pakai foto ini juga nggak apa-apa kok gan. |
Kedua, zoom in gambar tersebut, bisa dengan tombol pengatur di atas ini, atau singkatnya tekan ctrl + "+" (simbol plus) untuk zoom out tekan ctr + "-" (simbol minus). Sebenernya ini opsional alias nggak wajib. Tapi zoom membantu untuk membuat hasil seleksi jadi lebih akurat dan lebih rapi dan nggak terlihat bersudut-sudut. Singkatnya, semakin jauh jarak antar anchor point, semakin bersudut-sudut hasil seleksi, dan semakin dekat jarak antar anchor point maka semakin nggak keliahatan bersudut-sudut. Gitu deh.
Ketiga, mulai buat anchor point di sekitar objek seleksi dengan mengklik-kiri. Buatlah mengelilingi objek tersebut.
Keempat, untuk benda yang sisinya lengkung, ada cara khusus untuk membuat path yang lebih rapi (opsional juga). Buat dua anchor yang mengapit lengkungan itu.
Klik kiri di path antara anchor untuk membuat anchor baru. Setelah itu tekan ctrl, tahan, lalu drag anchor point itu ke lengkungan itu, dan sesuaikan lengkungannya.
Kelima, terus lakukan langkah tiga dan empat (kalau ada lengkungan lagi) sampai sudah dekat dengan anchor pertama. Lalu klik di anchor pertama untuk menyambung path.
Keenam, path sudah jadi. (opsional) Kalau sekiranya penting atau agan sudah jatuh cinta sama path itu dan takut kehilangan dia, simpanlah path tersebut. Di jendela path, tekanlah tombol kecil di pojok kanan atas, lalu tekan save path. Namai path lalu klik "OK". Pastikan untuk men-deseleksi path yang agan simpan biar nggak berubah lagi waktu membuat garis baru. Klik di area kosong abu-abu di jendela path untuk membuat "layer" path baru.
Ketujuh, masih dengan pen tool aktif, klik kanan di canvas, lalu pilih "Make Selection". Maka otomatis akan terbuat area seleksi yang bentuknya sesuai dengan path yang aktif. Sebenarnya nggak harus tertutup/nyambung pathnya, tapi kalau nggak nyambung maka otomatis akan terbentuk garis seleksi antara anchor pertama dan anchor terakhir.
Pengaturan Make Selection. Pengaturan ini nggak pakem lho, bisa agan atur sesuka hati lompat ke sana kemari. Ya, sesuai situasi kondisi dan toleransi aja gan (SiKonTol) |
Kedelapan, udah selesai woy, mau ngapain lagi? Tujuannya kan bikin seleksi. (-_-)
JENG JENG JENG! Jadi kira-kira kayak gini perbandingannya. |
Yah, kira-kira gitu deh XD.
Nah, pen tool memang lebih enak, lebih rapi. Tapi ada kelemahannya, yaitu susah kalau seleksi rambut. Apalagi waktu dizoom in buat nyeleksi, taunya di rambut keliatan ada ketombenya, atau yang lebih parah, ada nyelip kertas kecil yang tulisannya "I Love You Editor". Hueeeek!
Kolor Ranger
Nah untuk ini, atau dalam kasus lain, nyeleksi pepohonan, ada cara lain, yaitu memakai Color Range! *Jeng jeng jeng jeng*"Apaan lagi nih? Kayaknya ngarang lu ye?" Hah? "Hah hoh hah hoh, ini artikel ngarang semua ya? Fiktif nih" Fiktif apaan, buka photoshop gih. "Oh iye ada beneran, sori sori" Yeeee, si kampret.
Yah, langsung aja, color range itu adalah...apa ya? tool juga mungkin, hehehe. Pokoknya bisa dipakai untuk seleksi. Color range tuh ada di sini, nih:
Cara kerjanya, color range akan mencari warna yang ditentukan dan kemudian menyeleksinya. Mirip-mirip sama magick lah, tapi color range lebih rumit dan areanya global/seluruh canvas.
Kayaknya perlu dijelasin nih fungsi-fungsi yang ada di color range. Jadi ini dia fungsinya
- Select:, fungsinya untuk nentukan, pakai warna apa yang mau "dilacak" pakai color range, ada beberapa pilihan yang digunakan sesuai kebutuhan, selain itu ada pilihan "Sampled Color" yaitu menggunakan warna kolor yang dipilih, atau warna yang ada di foreground (warna yang sedang aktif untuk brush, fill color, dll)
- Localized Color Cluster, yaitu pengaturan untuk membuat seleksi menjadi hanya di sekitar daerah tempat sampel warna diambil, makanya kenapa kok pengaturan localized color cluster cuma bisa dicentang waktu memakai mode sampled color.
- Fuzziness, berarti kekaburan, mirip kayak tolerancenya magic wand, ya liat sendiri deh perbedaannya.
- Range, cuma bisa digunakan kalau localized color cluster dicentang. Range ini berfungsi untuk mengatur jarak/ukuran seleksi dari titik tempat warna sampel diambil. Semakin besar angka di range, semakin luas juga area seleksinya, vice versa.
- Tampilan color range, bisa dipilih apakah menampilkan gambar atau menampilkan area seleksinya.
- Selection Preview, pengaturan untuk mengatur dalam mode warna apa kita ngeliat hasil seleksinya, milihnya sih tergantung kebutuhan aja, karena warna-warna di beberapa gambar lebih cocok dilihat menggunakan mode tertentu, ya gitu deh.
- Save dan Load, untuk menyimpan pengaturan color range ini ke dalam suatu format dokumen, jadi kalau misalkan agan jatuh cinta sama pengaturan color range ini, terus ga mau kehilangan dia (ceileh) bisa disave agar nanti kalaau mau menggunakan pengaturan yang sama tinggal load saja, nggak usah capek-capek ngatur lagi.
- Sesuai dengan tombolnya:
Pick Color (atauapalahnamanya) untuk mengambil warna sampel, kalau agan sudah punya sampel warna, terus ngambil sampel lagi, maka sampel yang pertama akan "dihapus" dan digantikan sama sampel yang baru, dan seterusnya.
Pick Color +, menambahkan warna lain ke dalam warna sampel, jadi kalau agan sudah mengambil sampel warna biru, terus pakai ini dan mengambil warna hijau misalkan, maka nanti warna biru sama hijau bakal keseleksi
Pick Color -, mengurangi warnadari warna sampel, kebalikan dari yang atas itu tuh. Kalau punya warna sampel hijau sama biru, terus pakai ini dan mengklik warna hijau, maka yang jadi warna sampel cuma biru doang. - Invert, pilihan untuk membalik, jadi misalkan seharusnya yang diseleksi adalah warna biru, kalo dicentang invert, maka akan menyeleksi KECUALI warna biru.
- OK dan Cancel, serius bro. Masa gini aja nggak tau?!
Udah, panjang nih. Tapi tanggung kurang dikit lagi hehehe. Yaudahdehkitalanjutajaaaaaaaaaa.
Pertama, pilih gambar sembarang, terus aktifkan color range.
Kedua, pilih warna yang mau diseleksi, tergantung pilihan kamu nak, tetapi ingatlah, pilihanmu dapat menentukan keselamatan banyak nyawa (kebanyakan baca novel XD ). Atau kalau agan sudah download file color range bisa langsung load dan tekan oke. Kalau nggak, ya lanjut ke langkah tiga.
Ketiga, atur pengatauran yang ada sesuai kebutuhan, untuk melihat hasil kira-kira dari pengaturan yang agan pilih bisa dilihat di gambar preview. Kalau bingung, coba lihat lagi kegunaan dari pengaturan color range di atas.
Keempat, opsional sih, yah save dst.
Kelima, tekan oke lalu lihat hasil seleksi. Garis seleksi nggak keliatan? mungkin itu karena hasil seleksi agak transparan, karena pixel yang terseleksi cuma sedikit dan nggak bisa dilihat pakai mata telanjang, apalagi mata berpakaian.
Kalau hasilnya nggak sesuai sama harapan, coba lagi gan. Color range gratis kok, ga harus bayar ninja token ataupun game cash. Tapi ya mungkin cuma bayar biling kalau ngedit di warnet. Tapi serius, siapa yang ngedit pake photoshop di warnet?! Agan ya?!
Yaudah kalau gitu, saya sudahi dulu artikel ini. Sewaktu-waktu mungkin akan dilanjutkan part 3 untuk cara-cara menyeleksi lain. Kali ini nggak usah dinantikan, nanti saya banyak tekanan terus jadi kurus, muehehehe. Oke, sekian dari saya kali ini. Kurang lebihnya mohon dimaafkan. Saya beserta si Komo pamit undur diri. Jangan lupa komentar ya!