Kamis, 19 Juni 2014

Muhehehehehe. Ketemu lagi nih. Jadi kayaknya kali ini saya akan memberikan cara menyantet orang dengan selection tools. Ok langsung aja, ini diaaaaa! *tereteretereteret!



Nah kalau bicara soal sunting-membunting, edit-mengedit, mau nggak mau pasti akhirnya harus kena momen-momen indah seperti ini (episodeinidisponsoriolehwechat). Momen di mana agan ingin mengedit suatu bagian dari foto tanpa bagian yang lain terkena efeknya juga. Yah, mungkin itu yang disebut menyeleksi yaitu memilih bagian tertentu dari foto/gambar.

Nenek moyang tools untuk menyeleksi sudah ada di Ms. Paint. Sebuah tool sederhana untuk membuat area seleksi berbentuk segi empat dan freeform, yaitu bebas membuat batas area seleksi dengan menggerakkan kursor. Tapi, beda software beda tool (Nggak juga sih) kalau di Ms. Paint cuma ada 2 itu aja di photoshop ada beragam cara yang masing-masing bisa dikombinasikan.

Untuk tool dasar yang memang murni untuk menyeleksi ada 3 tools. Yang pernama namanya Marquee Tool yang satu Lasso Tool, dan yang satu lagi namanya Magick Tool (Magic + Quick)[yang ini ngarang]{yang lain juga}. Halo Marquee! Halo Lasso! Dan halo Magick!

Letak tools dan variasinya.

Marquee tool ini adalah tool seleksi dasar sangat sederhana malah. Cara penggunaannya kurang lebih sama kayak tool seleksi di paint. Yaitu, tinggal drag/seret (klik dan tahan mouse sambil geser ke arah yang diinginkan kemudian lepas) untuk membuat kotak seleksi. Dan sekedar informasi, tool di photoshop hampir semuanya punya variasi. Untuk mengetahui variasi toolnya bisa dengan cara klik-kanan di icon tool itu di toolbar. Nah untuk Marquee tool, variasinya ada 4, yaitu:

  1. Rectanguar Marquee Tool, berfungsi untuk membuat area seleksi dalam bentuk persegi empat.
  2. Eliptical Marquee Tool, berfungsi untuk membuat area seleksi dalam bentuk lingkaran/oval.
  3. Single Row Marque Tool berfungsi untuk membuat area seleksi berbentuk garis dengan ukuran panjang canvas x 1 pixel (semakin lebar dokumen, semakin panjang area seleksi)
  4. Single Column Marque Tool berfungsi untuk membuat area seleksi berbentuk garis yang dengan ukuran 1 pixel x tinggi canvas.
Bentuk seleksi masing-masing tools, coba tebak gan!
Bisa dilihat sendiri kalau tool photoshop itu blak-blakan. Kenapa? Karena fungsi tool kurang lebih sama dengan namanya alias to the point, nggak kayak omongan cewek abg. XD

Nah, tadi kan marquee. Sekarang gilirannya Lasso. Huahahahahaha!



Jadi Lasso itu tool menyeleksi yang memang kayak namanya. tali laso koboi. Kalau Lasso sendiri sih punya 4 variasi, yaitu:
  1. Lasso Tool
  2. Polygonal Lasso Tool
  3. Magnetic Lasso Tool
  4. Ari Laso


Pada dasarnya, Lasso Tool itu kayak freeform selectionnya paint. Sedangkan untuk yang polygonal dan magnetic juga konsepnya nggak beda jauh lah. Kalau Lasso Tool membuat garis batas seleksi dengan menyeret/men-drag kursor, Polygonal Lasso Tool itu membuat garis batas dengan cara mengklik ke keliling area yang ingin di seleksi. Jadi kalau agan nge-klik di suatu titik (sebut aja titik A) lalu mengklik lagi di titik yang berbeda (ceritanya titik B) maka akan muncul garis batas seleksi di antara kedua titik itu lagi. Terus, kalau ngeklik lagi (titik C) nanti akan muncul lagi garis dari titik sebelumnya ke titik yang baru, gitu seterusnya sampai selesai mengelilingi objek yang mau diseleksi.

Ketika mengklik maka akan terbentuk titik pertama (1), selanjutnya geser mouse mengikuti alur gambar (2), buat titik-titik lainnya, buatlah seleksi sesuai keinginan (3), jika sudah cukup dekat, dekatkan kursor ke titik pertama maka kursor akan berubah menjadi tanda tutup (4).

Lho kok nggak selesai-selesai? Nah, buat bikin seleksinya nutup/jadi/selesai/apalahsebutannya, klik lah titik awal agan nyeleksi (titik A) nanti kursor akan berubah bentuk sedikit, yang nunjukin kalau itu titik awal/titik untuk nyambung seleksi. Atau bisa juga sih dengan cara double-click, jadinya titik terakhir akan langsung terhubung ke titik pertama. Udah mudeng belum? Belum? Coba sendiri gih, photoshop kok teori doang, ya nggak bisa-bisa.

Selain itu, masih ada magnetic lasso tool. Nah magnetik lasso tool itu cara kerjanya persis banget sama lasso tool. Cuma... Ada cumanya nih, garis seleksi magnetic lasso tool akan langsung menempel/snap ke titik-titik tertentu. Titi-titik itu ditentukan sama sistemnya photoshop dengan cara melihat perbedaan warna satu pixel sama pixel yang lain. Tau dari mana? Nak, jangan pernah ragukan kesaktian saya!

Mulai seleksi dengan cara mengklik sisi gambar (1), arahkan mouse (nggak usah di tahan, cukup geser aja) mengkuti alur gambar (2), selesaikan seleksi dengan dekatkan titik terakhir dengan pertama.

Oh iya, untuk memudahkan, sudah disediakan beberapa opsi untuk menggunakan tool ini, bisa dilihat di bar atas di bawah menu bar. Opsi-opsi itu adalah:


  1. Feather : Berfungsi mengatur seberapa keras sisi seleksi. Contohnya kalau feather diisi 20px maka akan dibuat semacam fade/transisi halus sepanjang 20 pixel.
  2. Anti-Aliasing : Biasa disingkat AA. Berfungsi untuk mengatur menghaluskan transisi sudut dari seleksi. Kalau anti aliasing dicentang maka pinggiran akan halus, kalau nggak dicentang jadinya akan terlihat agak jagged. RASAKAN SENDIRI BEDANYA!
  3. Width : Mengatur jarak ke jalur yang ada di kontras. Contohnya kalau saya mau seleksi huruf D di atas tadi dan saya atur widthnya jadi 0, maka kursor saya harus berjarak 0px dari pinggiran huruf D. Tapi kalau diisi 256px maka meski kursor saya berjarak 100px bahkan 256px kontras tersebut akan tetap terseleksi.
  4. Contrast : Sesuai nama, mengatur berapa toleransi kontras untuk membentuk path itu. Semakin besar angka maka harus semakin beda warna kontras untuk dianggap sebagai path.
  5. Frequency : Mengatur frequency dari titik-titik penghubung. Semakin banyak angka, semakin sering titik penghubung keluar.

Sudah semua kan? Kalau gitu sekian dulu artikel kali ini. Saya berserta kru yang bertugas pamit undur di.....Hahahaha. Garing ya? Emang lagi bikin kripik kok. :(

Kurang 1 lagi, yaitu si Magick tool. Tool satu ini memang beneran magic-k. Mau pakai Magic Wand Tool ataupun Quick Selection Tool sama-sama keren. Magic Wand Tool, dengan kekuatan bulan bisa menyeleksi area yang diinginkan dalam 1 klik. Yah tapi nggak begitu akurat, karena area yang diseleksi oleh magic wand ini juga ditentukan oleh alogaritma sistem photoshop (sok iye alogaritma sistem). Magic wand akan otomatis menyeleksi pixel yang berhimpitan dan memiliki warna yang relatif sama dengan pixel di titik yang diklik.

Hanya warna yang dianggap sama dan yang berhimpitan yang akan terseleksi.

Yah soal berhimpitan nggak sebenernya tergantung pilihan sih hehehe. Ada opsinya, contiguous, kalau nggak dicentang maka akan menyeleksi warna yang sama meskipun nggak jadi berhimpitan. Selain itu ada juga opsi sample all layer. Kalau dicentang maka akan menyeleksi setiap warna yang sama dari semua layer.

Ada 1 lagi pengaturan tambahan untuk magic wand, yaitu pengaturan toleransi warna dalam bentuk skala. Contohnya kalau skala ini dibikin 0, berarti tidak ada toleransi sama sekali, magic wand cuma menyeleksi pixel yang warnanya persis-sis-sis-sis sama. Tetapi jika angka toleransinya ditinggikan, misalnya 70, maka warna yang sedikit berbeda juga akan terseleksi, dst.

Semakin tinggi tolerance semakin banyak warna yang berbeda masuk ke dalam area seleksi/

Nah dasar dari quick selection juga kurang lebih sama sebenernya. Yang bikin beda itu kalau magic wand akan otomatis menyeleksi piksel yang berdempetan, sedangkan kalau quick selection akan menyeleksi piksel di area kursor yang ditentukan. Nah kursor itu nanti dikenal sebagai brush. Bedanya apa? Contoh lagi kalau misalkan ada suatu area biru di canvas kamu, lalu diseleksi pakai magic wand jadinya semua area itu akan otomatis terseleksi, tap kalau pakai quick selection, meskipun semua area itu warnanya sejenis (Ha! GAY!) tapi hanya area dalam brush/kursor itu saja yang terseleksi. Ngerti kan?

Dan kalau sudah membuat seleksi, terus ngeklik lagi, otomatis nambah area seleksi yang sudah ada. Yah singkatnya memasukan area yang dipilih ke dalam area seleksi.


Untuk warna yang kira-kira sejenis/mirip (misalkan biru muda dengan biru abu-abu muda) maka seleksinya jadi agak kacau. Dan terjadilah hal-hal aneh. Huahahahaha. Coba dulu gih.

Nah, kira-kira kayak gitu cara kerja tool seleksi dasar. Meskipun artikel ini judulnya ada kata "cara menyeleksi" tapi kayaknya nggak usah dijelasin lagi untuk 3 tool ini. Iya nggak? Soalnya kan sudah jelas tanpa harus pakai metode langkah-demi-langkah kayak, "Langkah 1: Aktifkan tool bla bla bla". Yah, mungkin di bagian selanjutnya ada metode gitu. "Lho, masi ada lanjutannya?" Ya iyalah kampret! (eh). Maaf maaf, saya khilaf. Dukun juga manusia.

Iya, masih ada lanjutannya, karena memang banyak cara yang bisa dipakai. Selain itu, kalau dibikin jadi satu nanti terlalu panjang + berat untuk diload. Kasian kan yang internetnya kurang cepat kayak saya (maklum, pake paketan tuyul dari SemarFiend [temennya shadowfiend]) sudah gambarnya banyak, tulisannya banyak. Jadi nantikan lanjutannya ya! Daaa! *VFX: Menghilang dalam asap*

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Dukun Grafis - Shiroi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -